REAKTIVITAS LOGAM TERHADAP AIR DAN
UDARA
(Laporan
Praktikum Kimia Anorganik I)
Oleh
Wayan
Gracias
1313023090
LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
LEMBAR
PENGESAHAN
Judul Percobaan : Reaktivitas Logam terhadap Air dan
Udara
Tanggal Percobaan : 21 Oktober 2014
Tempat Percobaan : Laboratorium Pembelajaran Kimia
Nama : Wayan Gracias
NPM : 1313023090
Fakultas : Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Jurusan : Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi : Pendidikan Kimia
Kelompok : III (Tiga)
Bandarlampung, 21 Oktober 2014
Mengetahui
Asisten
Irma
Ria Ferdianti
NPM:
1213023033
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Logam sering sekali
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti besi pada peralatan pertanian
seperti cangkul dan arit, tembaga digunakan sebagai kawat, dan natrium yang
banyak digunakan pada industry tekstil, kimia, dan logam. Logam memiliki banyak
sifat fisis yang berbeda dari sifat fisis padatan yang lainnya. Hal ini dapat
dilihat dari daya hantar dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh logam.
Untuk mengetahui sifat dari suatu
logam dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan cara
mereaksikannya dengan pereaksi tertentu termasuk reaksi oksidasi reduksi. Logam
umumnya merupakan pereduksi kuat, sedangkan logam yang berada pada golongan
transisi, memiliki sifat pereduksi yang relatif rendah dari golongan utama. Hal
ini dipengaruhi oleh letaknya dalam sistem periodik. Logam dengan jari-jari
atom yang besar umumnya lebih reaktif dan kemampuan untuk melepaskan elektron
kulit terluarnya lebih besar. Kereaktifan logam alkali dan logam lainnya
terhadap air dan udaara berbeda-bead. Logam-logam alkali merupakan logam-logam
yang paling reaktif diantara golongan lainnnya. Sifat logam alkali yang sangat
reaktif ini karena logam alkali hanya memiliki satu elektron di kulit terluar
dan mudah sekali mendapatkan satu elektronnya. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai reaksi logam alkali dan logam lainnya terhadap air dan udara, maka
dilakukan percobaan ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah
untuk membandingkan reaktivitas logam alkali dengan logam lain terhadap udara
dan air.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Logam
adalah kelompok unsur kimia yang berwujud padatan mengkilap, merupakan
penghantar panas dan listrik yang baik. Tidak semua logam memiliki sifat ini
(misalnya merkuri adalah cairan). Dalam kimia, ada dua jenis logam. Logam dari
blok s dan p (misalnya natrium dan alumunium) biasanya merupakan unsur reaktif.
Kelompok ini membentuk kompleks koordinasi semua logam mempunyai oksida yang
basa (Daintith, 1990).
Diantara
logam yang paling reaktif ialah logam alkali dan alkali tanah. Kebalikannya
dari skala reaktivitas logam yang paling tidak aktif atau logam yang paling
stabil ialah perak dan emas, disebabkan
kereaktifannya hampir tidak ada. Reaktif berbanding terbalik dengan kestabilan,
tapi setara dengan kata aktif. Saat unsur bebas bereaksi dengan senyawaan dari
unsur lain, unsur bebas tersebut akan mengganti salah satu unsur dari senyawa
tersebut jika unsur bebas itu lebih reaktif dari unsur dalam senyawa. Umumnya,
loga, bebas akan mengganti tempat logam lain dalam senyawaan, nonlogam bebas
akan mengganti tempat nonlogam lain dalam senyawaan. Suatu senyawa baru dan
unsru bebas baru akan terbentuk. Jika unsur bebas tersebut tidak lebih reaktif
dari unsur dalam senyawa, maka tidak akan terjadi reaksi (Goldberg, 2005).
Golongan
alkali merupakan golongan dari logam aktif (paling aktif). Logam-logam tersebut
menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi elektrodanya besar dan
negatif, dan sebagainya. Pada umumnya, keragaman sifat dalam golongan ini mudah
diramalkan dari segi keberkalaan. Nilai yang besar dan negatif dari potensial
elektrode menyatakan kecenderungan terjadinya proses reduksi yang kecil.
Sebaliknya, nilai yang besar dan negatif ini menunjukkan kecenderungan untuk
proses sebaliknya, yaitu oksidasi. Logam alkali tanah memiliki jari-jari yang
meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Jari-jari ion jauh lebih kecil dari
jari-jari logam karena ion membawa muatan bersih +2. Ion logam IIA jauh lebih
kecil dari ion logam IA yang berhubungan karena adanya tambahan muatan positif. Karena muatannya
yang tinggi dan kecilnya jari-jari, ion logam IIA mempunyai rapatan muatan
positif yang tinggi. Energi yang diperlukan untuk melepas dua electron valensi
dari atom logam alkali tanah sangat besar (Petrucci, 1999).
Natrium
merupakan unsur logam alkali yang berwarna putih perak, sangat reaktif, dan merupakan
logam lunak. Natrium dapat bereaksi hebat dengan air yang membentuk natrium
hidroksida dan gas hidrogen. Natrium terapung di atas permukaan air dan
terlihat seperti bundaran-bundaran perak, dan gas hidrogen yang dihasilkan
biasanya terbakar, kadang disertai dengan ledakan. Natrium adalah logam alkali
yang dibutuhkan paling banyak untuk keperluan industri. Logam natrium digunakan
dalam berbagai sintesis senyawa natrium, namun ada dua kegunaan utamanya.
Pertama untuk ekstraksi logam-logam lain, dan kedua adalah produksi zat adiktif
bahan bakar minyak, tetraetiltimbel (TEL) yang disintesis dari aloi Na-Pb
dengan etil klorida. Natrium dapat diperoleh dengan elektrolisis garam leburan
atau eutetik bertitik leleh rendah. Na
bereaksi hebat dengan air, K menyala dan Rb serta Cs bereaksi menimbulkan
ledakan. Li, Na, dan K dapat ditangani di dalam air meskipun cepat menjadi panas. Namun lainnya harus ditangani dengan
menggunakan Argon (Sunardi, 2006).
Logam
biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa yang sangat
tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya, sifat-sifat logam alkali
berlawanan dengan sifat-sifat tersebut, yaitu lunak, rapatan massa rendah, dan
sangat reaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) tampak
mengkilap, berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik.
Logam alkali bersifat sangat lunak, dan semakin lunak dengan naiknya nomor
atom. Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam alkali dapat dikaitkan dengan
lemahnya ikatan metalik dalam unsur-unsur ini (Sugiyarto, 2010).
III.
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Alat
dan Bahan
Alat:
1. Kaca
arloji 2 buah
2. Gelas
kimia 100 mL 2 buah
3. Gelas
ukur 50 mL 1 buah
4. Spatula
1 buah
5. Ampelas
1 buah
Bahan:
1. Logam
Na 1 ujung
spatula
2. Pita
Mg 1 cm
3. Akuades
50 mL
4. Indikator
phenolftalein 3 tetes
3.2 Prosedur
Percobaan
3.2.1
Reaksi Logam dengan Udara
1. Sediakan
2 buah kaca arloji yang bersih dan kering
2. Ambil
1 cm pita Mg, ampelas sampai bersih, kemudian letakkan di atas salah satu kaca
arloji
3. Ambil
logam Na seujung spatula kecil, keringkan dari minyak tanah dengan kertas
saring, kemudian letakkan di atas kaca arloji yang lain
4. Diamkan
beberapa saat, amati perubahan yang terjadi
3.2.2
Reaksi Logam dengan Air
1. Sediakan
2 buah gelas kimia, masing-masing isi dengan 200 mL akuades dan 3 tetes
indikator phenolftalein (pp)
2. Ambil
1 cm pita Mg, ampelas sampai bersih, kemudian masukkan ke dalam salah satu
gelas kimia
3. Ambil
logam Na seujung spatula kecil, letakkan di atas kertas saring, kemudian dengan
hati-hati letakkan di atas permukaan air (dengan kertas saringnya) dalam gelas
kimia lainnya
4. Diamkan
beberapa saat, amati perubahan yang
terjadi.
IV.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh
dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Reaksi
Logam dengan Udara
Reaksi logam Mg dengan Udara
No
|
Alur
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
1 cm pita Mg
diampelas sampai bersih, diletakkan pada kaca arloji.
|
Mula-mula pita Mg
berwarna hitam, setelah diamplas berwarna keperakan. Belum terlihat reaksi
antara Mg dan udara.
|
Reaksi
logam Na dengan Udara
No
|
Alur
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
Logam Na seujung
spatula kecil dikeringkan dari minyak tanah dengan kertas saring, diletakkan
di atas kaca arloji.
|
Mula-mula berwarna
agak terang, lama-kelamaan berwarna lebih gelap dan muncul gelembung kecil
pada permukaan logam Na.
|
b. Reaksi
Logam dengan Air
Reaksi logam Mg dengan Air
No
|
Alur
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
1 cm pita Mg
diampelas, dimasukkan dalam gelas kimia yang telah berisi 200 mL akuades dan
3 tetes indikator pp.
|
Terdapat gelembung
fas dan warna Mg menjadi sedikit ungu dan jumlahnya juga makin sedikit.
|
Reaksi logam Na dengan Air
No
|
Alur
|
Hasil
Pengamatan
|
1
|
Logam Na seujung
spatula kecil diatas kertas saring, diletakkan diatas permukaan air pada
gelas kimia yang telah berisi air 200 mL dan telah diteteskan 3 tetes
indikator pp.
|
Mula-mula logam Na
berbentuk padatan, ketika bereaksi terbentuk semacam gelembuung, terbentuk
api disertai ledakan dan warna air yang dihasilkan berubah menjadi warna
ungu.
|
4.2 Pembahasan
Pada percobaan mengenai
reaktivitas logam terhadap udara dan air ini logam yang digunakan adalah logam
Magnesium (Mg) dan logam Natrium (Na). Percobaan yang pertama mengenai
reaktivitas logam terhadap udara. Adapun cara kerjanya ialah menyiapkan dua
buah kaca arloji. Lalu, mengampelas 1 cm logam Mg hingga bersih, kemudian
meletakkan logam tersebut pada salah satu kaca arlojji. Pada logam Na, logam Na
diambul seujung spatula kecil dari minyak tanah lalu dikeringkan dengan kertas
saring, lalu meletakkan logam Na beserta kertas saring pada kaca arloji.
Selanjutnya, mendiamkan kedua logam tersebut beberapa saat. Hasil yang teramati
adalah pada logam Mg yang sebelum diampelas berwarna hitam dan setelah
diampelas berwarna keperakan, adapun setelah didiamkan beberapa saat belum
terlihat reaksi yang terjadi pada logam Mg. Pada logam Na, logam Na mula-mula
berwarna agak terang, lama-kelamaan warna logam Na menjadi gelap, dan terbentuk
gelembung-gelembung kecil pada permukaannya.
Pada percobaan yang
kedua yaitu mengenai reaktivitas logam terhadap air cara kerjanya yaitu
mula-mula menyiapkan dua buah gelas kimia yang masing-masing diisi 200 mL air
dan ditambahkan tiga tetes indikator pp. Kemudian, mengampelas logam Mg dan
memasukkannya kedalam salah satu gelas kimia. Selanjutnya, pada logam Na, logam
Na diambil dari minyak tanah dan dikeringkan diatas kertas saring, lalu
memasukkan logam Na (beserta kertas saringnya) ke dalam gelas kimia yang telah
berisi air dan ditambahkan indikator pp. Adapun hasil yang teramati yaitu pada
logam Mg terbentuk gelembung-gelembung gas kecil dan warna air yang bening
berubah menjadi ungu. Pada logam Na, terjadi reaksi yang sangat cepat, yakni
dalam waktu 10 detik Na sudah dapat bereaksi yang diawali dengan timbulnya
gelembung gas, lalu terbentuk api yang disertai ledakan, dan warna aquades yang
awalnya bening berubah menjadi warna ungu.
Berdasarkan hasil
percobaan, terlihat bahwa Natrium lebih reaktif dibandingkan dengan Magnesium.
Hal ini dikarenakan energi ionisasi Natrium lebih rendah dibandingkan energi
ionisasi Magnesium. Natrium lebih mudah untuk melepaskan 1 elektron terluarnya
dibandingkan Magnesium yang membutuhkan energi lebih besar untuk melepaskan 2
elektron terluarnya. Hal ini juga
dipengaruhi oleh jari-jari atom Na dan Mg. Jari-jari atom Na lebih besar
dibandingkan jari-jari atom Mg. Sehingga daya tarik inti terhadap elektron
terluar pada Na lebih lemah daripada daya tarik inti Mg terhadap elektron
terluarnya. Demikian, energi ionisasi Na lebih rendah dibanding energi ionisasi
Mg. Oleh sebab itulah logam Na lebih reaktif daripada logam Mg.
Adapun reaksi logam Na
dengan air yang menunjukkan timbulnya api disertai ledakan, hal ini dikarenakan
lepasnya elektron dari Na merupakan peristiwa eksoterm dan membentuk larutan
yang berwarna ungu. Ledakan ini disebabkan terdapatnya gas hidrogen yang
terbentuk yang segera bereaksi dengan oksigen di udara. Hal ini dikarenakan
sifat gas hidrogen yang sangat mudah terbakar ketika bereaksi dengan oksigen.
Adapun reaksi-reaksi yang terjadi pada
percobaan ini adalah:
Selain dengan air dan
udara, Na dapat bereaksi dengan senyawa lain, beberapa reaksinya adalah sebagai
berikut:
Dalam
satu golongan sifat logam dari atas ke bawah semakin bertambah. Jadi, pada
golongan alkali uruttan kereaktifan dari yang paling besar ke yang paling kecil
adalah Cs, Rb, K, Na, dan Li. Adapun pada golongan alkali tanah urutan
kereaktifan dari yang paling reaktif ke yang paling tidak reaktif adalah Ra,
Ba, Ca, Mg, dan Be. Bila dibandingkan kereaktifan Mg dan Na dalam golongannya,
maka keduanya sama-sama memiliki keelektronegatifan yang rendah. Namun logam Na
lebih reaktif dibandingkan logam Mg. Hal ini dikarenakan jari-jari atom Mg
lebih kecil dari jari-jari atom Na, sehingga energi ionisasi Mg lebih besar
dari energi ionisasi Na.
Adapun sifat fisika dari logam Na yaitu massa atom 22.98 g/mol, keelektronegatifan 0.9, titik lebur 97.5°C, titik didih 88.3°C, energi ionisasi pertama 495.7 kJ/mol, warna apinya ketika bereaksi dengan udara adalah kuning, semua logam alkali bersifat lunak, putih mengkilap seperti perak dengan titik leleh terendah. Sifat ini karena atom-atom alkali hanya memiliki satu elektron terluar yang terlibat dalam ikatan logam, sehingga energi kohesi antar atom dalam kristal sangatlah kecil. Adapun sifat kimia dari logam Na adalah natrium bereaksi cepat dengan air, salju, dan es untuk menghasilkan natrium hidroksida dan hidrogen. Ketika terkena udara, logam natrium kehilangan warna keperakannya dan berubah menjadi abu-abu buram akibat pembentukan lapisan natrium oksida. Natrium tidak bereaksi dengan nitrogen, bahkan pada suhu yang sangat tinggi, tetapi dapat bereaksi dengan amonia untuk membentuk amida.
Adapun sifat fisika dari logam Mg yaitu massa atom 24.305 g/mol, keelektronegatifan 1.2, titik lebur 650°C, titik didih 1107°C, radius van der waals 0.16 nm, energi ionisasi pertama 737.5 kJ/mol, energi ionisasi kedua 1450 kJ/mol, warna nyalanya adalah putih cemerlang. Warna logam berwarna putih keperakan dan sangat ringan. Magnesium sangat aktif secara kimia dengan sejumlah besar logam dapat diproduksi melalui reduksi termal garam logam tersebut dengan magnesium teroksidasi. Unsur ini bisa bereaksi dengan sebagian besar unsur nonlogam dan hampir setiap asam. Magnesium digunakan sebagai katalis, magnesium memperlancar reaksi organik kondensasi, reduksi, dan dehalogenasi.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Logam
natrium lebih reaktif dibandingkan logam magnesium.
2. Kereaktifan
logam natrium yang lebih besar dibandingkan dengan logam magnesium dikarenakan
jari-jari atom Na lebih besar dibandingkan dengan jari-jari atom Mg. Semakin
besar jari-jari atom, maka daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin
lemah yang menyebabkan energi ionisasi suatu atom semakin kecil dengan naiknya
jari-jari atom. Demikian, energi ionisasi Na lebih rendah dibandingkan energi
ionisasi Mg.
3. Dalam
satu golongan, dari atas ke bawah, ukuran jari-jari atom semakin meningkat,
sehingga dari atas ke bawah dalam satu golongan kereaktifan semakin besar.
Demikian untuk golongan alkali urutan kereaktifan dari yang paling kecil ke
yang paling besar adalah Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr. Adapun untuk golongan alkali
tanah urutan kereaktifan mulai dari yang terkecil adalah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan
Ra.
4. Reaksi
yang terjadi pada percobaan ini diantaranya adalah:
DAFTAR
PUSTAKA
Daintith,
John. 1990. Kamus Lengkap Kimia.
Jakarta: Erlangga
Goldberg,
D.E. 2005. Theory and Problems of
Beginning Chemistry. McGraw-Hill Companies, Inc: New York
Petrucci,
Ralph. H. 1999. Kimia Dasar Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Sugiyarto,
K.H. dan R.D. Suyanti. 2010. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press
Sunardi.
2006. 116 Unsur Kimia. Bandung: Yrama
Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar